Penyebab Kanker Payudara dan 10 Upaya Pencegahannya yang Dapat Anda Lakukan

penyebab-kanker-payudara-dan-pencegahan
Sama seperti kanker lainnya, kanker payudara sangat mengganaskan. Bila tidak ditangani dengan cepat, sel-sel kanker dapat menyebar ke jaringan tubuh lainnya. Apa yang menjadi penyebab kanker payudara sesungguhnya?

Kanker payudara (KPD) adalah salah satu jenis kanker yang terjadi di jaringan payudara. Umumnya, sel kanker berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Ini adalah salah satu kasus kanker terbanyak di Indonesia.

Untuk lebih jelasnya, berikut penyebab kanker payudara dan pencegahannya yang dapat Anda lakukan.

Kasus kanker payudara di Indonesia

WHO (2016) menyatakan bahwa kanker menempati posisi kedua sebagai penyebab kematian terbanyak setelah penyakit kardiovaskuler.

Sementara itu, kanker payudara menempati urutan pertama sebagai kanker yang paling sering dialami oleh para perempuan di dunia. Kasus ini memiliki kontribusi sebesar 25% dari seluruh kasus baru kanker yang terdiagnosis pada tahun 2012.

Sementara itu, kasus kanker payudara di Indonesia menempati urutan ke-7 sebagai penyebab kematian terbanyak. Angka kejadian kanker ini umumnya sebesar 4,3 dari 1000 penduduk, di mana perempuan lebih banyak mengalami (5,7 dari 1000 penduduk) daripada laki-laki (2,9 dari 1000 penduduk).

Ya, perempuan di Indonesia lebih banyak mengalami kanker payudara (30%), bahkan mengalahkan kanker serviks atau leher rahim (24%).

Penyebab kanker payudara

Hingga kini, tidak diketahui dengan pasti apa sesungguhnya penyebab kanker, termasuk kanker payudara. Ketika Anda diberi tahu bahwa Anda mengidap kanker payudara, tidak ada yang tahu pasti penyebab kanker payudara.

National Breast Cancer Foundation menjelaskan bahwa dokter pun jarang ada yang mengetahui alasan seorang wanita dapat menderita kanker payudara, sementara wanita lainnya tidak.

Inilah mengapa kebanyakan wanita yang mengalami kanker payudara tidak dapat menentukan apa penyebab pastinya.

Satu-satunya hal yang diyakini oleh para ahli adalah kanker payudara selalu disebabkan oleh kerusakan sel DNA.

Di lain sisi, NHS menjelaskan beberapa faktor yang diduga berkontribusi terhadap kejadian kanker payudara, yaitu:

1. Usia

Seiring bertambahnya usia, risiko terserang kanker juga akan semakin meningkat. Umumnya, wanita berusia di atas 50 tahun yang telah melewati masa menopause lebih berisiko mengalami kanker payudara. Faktanya, sekitar 8 dari 10 kasus kanker payudara terjadi pada wanita berusia 50 tahun ke atas.

2. Riwayat keluarga

Jika Anda memiliki keluarga atau kerabat dekat yang pernah menderita kanker payudara atau ovarium, Anda mungkin berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara.

Namun, perlu diingat bahwa sebagian besar kasus kanker payudara tidak diturunkan dalam keluarga, melainkan gen yang dikenal sebagai BRCA1 dan BRCA2 yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker ini.

Nah, gen ini mungkin saja diturunkan dari orang tua ke anaknya. Tidak hanya itu, ada pula gen TP53 dan CHEK2 yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.

3. Punya riwayat kanker atau benjolan di payudara sebelumnya

Jika Anda pernah menderita kanker payudara atau mengalami perubahan jinak di saluran payudara, maka Anda berisiko lebih tinggi untuk mengembangkannya lagi di kemudian hari, baik itu di payudara yang sama atau di payudara Anda lainnya.

Beberapa perubahan jinak di jaringan payudara, seperti sel abnormal di saluran (hiperplasia duktal atipikal) atau sel abnormal di dalam lobus payudara (karsinoma lobular in situ).

Namun ingat, ada benjolan di payudara tidak otomatis membuat Anda menderita kanker payudara, tetapi jenis benjolan payudara tertentu memang dapat sedikit meningkatkan risiko kanker.

4. Jaringan payudara padat

Penyebab kanker payudara selanjutnya adalah jaringan payudara yang padat. Payudara terdiri atas ribuan kelenjar kecil (lobulus) yang menghasilkan susu. Jaringan kelenjar ini mengandung sel payudara yang lebih tinggi daripada jaringan payudara lainnya, sehingga membuatnya lebih padat.

Nah, wanita dengan jaringan payudara padat diduga lebih berisiko terkena kanker payudara, karena ada lebih banyak sel yang berpotensi menjadi kanker.

Bahkan, jaringan padat ini dapat membuat pemeriksaan payudara (mammogram) sulit untuk dibaca, karena setiap gumpalan atau bagian jaringan yang abnormal lebih sulit untuk dilihat.

Umumnya, wanita yang lebih muda cenderung payudaranya lebih padat. Seiring bertambahnya usia, jumlah jaringan kelenjar di payudara ikut berkurang dan digantikan oleh lemak, sehingga payudara pun menjadi kurang padat.

5. Pengaruh hormon dan obat hormon

Kanker payudara diduga bisa dipicu oleh hormon. Hormon estrogen wanita terkadang dapat merangsang tumbuhnya sel kanker di payudara.

Risiko Anda terkena kanker payudara mungkin jadi sedikit meningkat ketika hormon ini diproduksi dalam tubuh Anda.

Misalnya, ketika Anda mulai mengalami menstruasi di usia muda atau menopause lebih lambat dari usia rata-rata, maka Anda akan terpapar estrogen dalam jangka waktu yang lebih lama.

Sementara itu, beberapa obat hormon juga bisa menjadi penyebab kanker payudara. Terapi penggantian hormon (HRT) misalnya, ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, kecuali estrogen vagina. Jika Anda menggunakan HRT kurang dari setahun, maka tidak ada peningkatan risiko kanker payudara.

Lain halnya jika Anda mengonsumsi HRT lebih dari setahun, risiko Anda terkena kanker payudara jadi lebih tinggi daripada wanita yang tidak pernah menggunakan HRT. Pil kontrasepsi juga dapat sedikit meningkatkan risiko kanker, tetapi berkurang setelah Anda berhenti mengonsumsinya.

6. Gaya hidup

Gaya hidup yang tidak sehat juga dianggap sebagai penyebab kanker payudara. Kelebihan berat badan atau obesitas setelah menopause menyebabkan produksi hormon estrogen jadi lebih banyak dan ini dapat meningkatkan risiko kanker.

Kebiasaan minum alkohol juga meningkatkan risiko kanker payudara daripada orang yang tidak minum alkohol sama sekali. Semakin banyak alkohol yang Anda minum, semakin besar risiko Anda terkena kanker payudara.

Sering menjalani terapi medis yang menggunakan radiasi, seperti sinar-X dan CT scan, juga dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.

10 Upaya pencegahan kanker payudara

Siteman Cancer Center memberikan tips untuk mencegah dan meminimalisir risiko kanker payudara, yaitu dengan:

  1. Menjaga berat badan sehat dan ideal.
  2. Rajin berolahraga secara teratur, setidaknya selama 30 menit dalam sehari.
  3. Perbanyak asupan buah dan sayuran, serta hindari kebiasaan minum alkohol.
  4. Jangan merokok, baik itu secara aktif maupun pasif.
  5. Menyusui (jika kondisi Anda memang memungkinkan) setidaknya selama setahun, berlanjut selama 2 tahun masa sapih tentunya akan lebih baik juga untuk Anda dan si Kecil.
  6. Jangan mengonsumsi pil KB, terutama jika Anda lebih berisiko terkena kanker, berusia 35 tahun ke atas, atau seorang perokok.
  7. Hindari penggunaan obat hormon pasca menopause.
  8. Cari tahu riwayat penyakit keluarga Anda, sehingga dapat melakukan deteksi dini kanker payudara. Konsultasikan dengan dokter jika anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara atau ovarium dan Anda khawatir akan mengalaminya juga. Dokter Anda mungkin akan merujuk Anda melakukan tes genetik untuk memastikan Anda mewarisi salah satu gen risiko kanker atau tidak.
  9. Menjalani skrining mamografi untuk membantu Anda mendeteksi kanker payudara lebih awal pada saat paling bisa diobati. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum memulai pemeriksaan ini. Jika Anda berusia:
    • 40 – 44 tahun: penting untuk memulai mamogram tahunan.
    • 45 – 54 tahun: direkomendasikan setiap tahun.
    • 55 tahun ke atas: direkomendasikan setiap dua tahun sekali.
  10. Cegah dan lawan risiko kanker payudara dengan konsumsi suplemen makanan jamur Reishi/Lingzhi.

Jamur Reishi dan kanker payudara

jamur-reishi-lingzhi-dan-kanker-payudara
Picture by John Naphat from Pixabay

Siapa yang tidak kenal dengan jamur legendaris satu ini? Yaps, jamur Reishi adalah salah satu spesies jamur yang telah banyak diteliti oleh para ahli. Karena jamur ini teksturnya keras, sehingga bukan termasuk jamur yang dapat dimakan langsung, tetapi dikonsumsi dengan berbagai cara, seperti bubuk, teh, dan suplemen makanan.

Berkat khasiat obatnya yang bervariasi, banyak yang membudidayakan jamur ini secara luas, termasuk di negara Asia seperti Cina, Korea, dan Malaysia.

Salah satu manfaat jamur Lingzhi dalam dunia medis adalah sebagai antikanker, serta bagian dari perawatan dan pengelolaan kanker, termasuk kanker payudara.

Sebuah percobaan in vitro tahun 2016 menunjukkan bahwa senyawa ganoderic acid, triterpen yang diisolasi dari jamur Reishi (Ganoderma lucidum), sangat menghambat aktivasi reseptor permukaan transmembran (RTK) yang bertanggung jawab dalam perkembangan sel kanker.

Selain itu, penelitian secara in vitro dan in vivo tahun 2017 menunjukkan bahwa komponen aktif G. lucidum polysaccharides (GLPs) secara signifikan menghambat perkembangan sel kanker kolorektal dengan cara memodulasi MAPK, JNK, p38, ERK, dan NF-κB yang diperlukan untuk mengaktivasi TNF-α (sistem imun bawaan), agar bisa melawan sel kanker.

Sebelumnya, pada tahun 2016, Chen dan timnya juga telah membuktikan bahwa GLPs mampu merangsang aktivitas TNF-α dan imunomodulator pada tikus percobaan, sehingga menekan pertumbuhan sel kanker paru.

Studi terbaru tahun 2018 juga menjelaskan bahwa G. lucidum memiliki respons yang lebih baik saat dikombinasikan dengan pengobatan konvensional kanker. Pendekatan terapeutik menggunakan jamur Reishi 1,25 kali lebih mungkin menghasilkan respons tumor yang lebih baik daripada tidak menggunakannya sama sekali.

Apalagi, G. lucidum dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien kanker payudara, yang mengarah pada kualitas hidup yang lebih baik. Tidak ditemukan adanya toksisitas parah menurut bukti penggunaan G. lucidum saat ini.

Catatan penting

Inilah penyebab kanker payudara dan upaya pencegahannya yang dapat Anda lakukan. Bila perlu, cegah dan minimalkan risiko kanker di payudara Anda dengan konsumsi suplemen makanan jamur Reishi – jamur obat yang khasiatnya dalam mencegah dan merawat kanker sudah diakui sejak lama.

Efek antikanker dari jamur ini telah banyak dibuktikan melalui percobaan in vitro dan in vivo, tetapi penelitiannya pada manusia memang masih terbatas. Walau begitu, ini merupakan potensi manfaat jamur Reishi untuk kesehatan yang layak dipertimbangkan dan diteliti lebih lanjut secara klinis.

Cover photo by wayhomestudio – www.freepik.com

Baca Juga:
10 Karsinogen, Zat Pemicu Sel Kanker yang Umum di Sekitar Anda
Cegah dan Atasi Penyakit Kekebalan Tubuh Menurun (Imunodefisiensi) dengan Jamur Reishi

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on email
Artikel Kami

Artikel Lainnya