Karsinogen – mungkin tidak sedikit dari Anda yang telah mendengar kata ini sebelumnya dan bertanya-tanya, “Apa ya artinya?” Karsinogen adalah zat yang dapat menyebabkan Anda terkena kanker. Istilah ini berbeda dengan karsinogenik, yang merujuk pada sifat dari suatu zat dalam memicu sel kanker.
Tanpa disadari, banyak sekali di sekitar Anda bertindak sebagai karsinogen, sehingga meningkatkan risiko kejadian kanker.
Hal yang perlu Anda ketahui tentang karsinogen
Merujuk pada American Cancer Society, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui terkait karsinogen, yaitu:
1. Karsinogen tidak selalu menyebabkan kanker dalam semua keadaan
Dengan kata lain, karsinogen tidak selalu menyebabkan kanker pada setiap orang, setiap kali terjadi paparan oleh apapun.
- Ada yang hanya bersifat karsinogenik jika seseorang terpapar dengan cara tertentu, misalnya menelannya bukan menyentuhnya.
- Beberapa mungkin hanya menyebabkan kanker pada orang dengan susunan genetik tertentu.
- Beberapa agen juga ada yang menyebabkan kanker hanya setelah paparan yang sangat kecil.
- Zat karsinogen lainnya mungkin memerlukan paparan dengan intens selama bertahun-tahun untuk bisa menyebabkan kanker.
2. Zat yang diduga bersifat karsinogenik, bukan berarti harus dihindari dengan cara apapun
Jadi, sekalipun suatu zat atau paparan diketahui atau diduga dapat menyebabkan kanker, ini tidak berarti bahwa Anda dapat atau harus menghindarinya dengan cara apa pun.
Contohnya, sinar matahari, sumber utama sinar ultraviolet (UV) yang diketahui sebagai penyebab kanker kulit. Hal ini tidak menyarankan bahwa Anda harus benar-benar menghindari sinar matahari.
3. Ada obat untuk kanker tertentu yang juga bisa memicu kanker lainnya
Beberapa dari karsinogen mencakup obat yang biasa digunakan, terutama beberapa hormon dan obat untuk mengobati kanker. Contohnya, tamoxifen yang bisa meningkatkan risiko beberapa jenis kanker rahim.
Namun, obat ini bisa sangat berguna dalam mengobati beberapa jenis kanker payudara, yang mungkin lebih penting bagi sebagian wanita.
Hubungan antara karsinogen dengan kanker
American Cancer Society juga telah mendefinisikan kanker sebagai hasil dari perubahan sel DNA. Beberapa dari perubahan ini mungkin diwarisi dari orang tua ke anak-anaknya (genetik).
Selebihnya mungkin disebabkan oleh paparan luar (faktor lingkungan) yang mencakup berbagai eksposur, seperti:
- Gaya hidup, seperti diet, penggunaan tembakau (merokok), minum alkohol, dan jarang olahraga.
- Eksposur yang terjadi secara alami, seperti sinar ultraviolet, gas radon, dan agen infeksi.
- Perawatan medis, seperti radiasi dan obat-obatan, termasuk kemoterapi, obat hormon, dan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan.
- Eksposur tempat kerja.
- Eksposur rumah tangga.
- Polusi.
Beberapa karsinogen dapat menyebabkan kanker dengan cara mengubah sel DNA. Selebihnya mungkin tidak memengaruhi DNA secara langsung, tetapi menyebabkan kanker dengan cara lain. Misalnya, menyebabkan sel membelah lebih cepat dari kecepatan normal, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya perubahan DNA.
Selain itu, seperti penjelasan sebelumnya, karsinogen tidak menyebabkan kanker dalam setiap kasus, sepanjang waktu. Beberapa di antaranya jelas dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap satu atau lebih jenis kanker. Namun, karsinogen terkuat sekalipun mungkin tidak meningkatkan risiko semua jenis kanker.
Zat yang diberi label sebagai karsinogen dapat berpotensi menyebabkan kanker dengan tingkat yang berbeda. Ada yang bisa menyebabkan kanker hanya setelah paparan singkat, ada pula yang hanya menyebabkan kanker setelah paparan tingkat tinggi berkepanjangan.
Pada orang tertentu, risiko terkena kanker bergantung pada banyak faktor, termasuk caranya terpapar pada karsinogen, durasi dan intensitas paparan, serta susunan genetik orang tersebut.
10 Karsinogen yang umum ditemui di sekitar Anda
Science Direct menerbitkan sebuah Toxilogy Reports pada tahun 2018 yang menjelaskan bahwa karsinogen kimia adalah senyawa yang dapat menyebabkan kanker, baik pada manusia dan hewan percobaan. Di lansir dari WebMD, ada 10 karsinogen umum yang sering kali ditemui di sekitar Anda, yaitu:
1. Tembakau
Setidaknya, ada 70 bahan kimia dalam tembakau yang diketahui dapat menyebabkan kanker dengan cara merusak sel DNA Anda, termasuk Benzo[a]pyrene dan N-Nitrosodimethylamin. Tembakau tanpa asap mungkin tampaknya lebih aman, padahal juga bisa menyebabkan kanker. Bahkan, merokok ringan pun bisa meningkatkan risiko kanker.
Tips:
Upayakanlah untuk menghentikan kebiasaan merokok dan atau menjauhi asap rokok.
2. Radon
Gas ini tersedia dalam jumlah kecil di alam dan cenderung tidak berbahaya. Akan tetapi, jika gas radon menumpuk dalam suatu ruangan dan Anda menghirupnya, dapat merusak lapisan paru-paru Anda. Oleh karena itu, gas ini ditetapkan sebagai penyebab kanker paru-paru nomor satu pada orang yang bukan perokok.
Tips:
Sayangnya, gas ini tidak dapat dilihat ataupun dicium baunya, tetapi Anda bisa memeriksanya di rumah Anda dengan melakukan tes khusus.
3. Asbes
Penelitian terhadap manusia dan hewan percobaan telah menunjukkan bahwa asbes bersifat karsinogenik. Serat kuat dan kecil dalam asbes berfungsi untuk memperkuat suatu produk, seperti atap sirap, ubin langit-langit, dan suku cadang mobil.
Namun, jika serat-seratnya terlepas ke udara dan terhirup, bisa bersarang di dalam paru-paru Anda. Hal ini juga telah dikaitkan dengan perkembangan jenis kanker paru tertentu yang disebut mesothelioma.
Tips:
Jika Anda berisiko tinggi terpapar dengan karsinogen ini, misalnya di tempat kerja, kenakan alat pelindung. Jika di rumah Anda diduga terdapat abses, pekerjakan seorang ahli untuk menghilangkannya.
4. Makanan renyah dan berwarna cokelat
Beberapa sayuran, seperti kentang, jika dipanaskan hingga suhu tinggi, dapat mengeluarkan zat kimia yang disebut akrilamida.
Studi menunjukkan bahwa tikus yang mengonsumsi akrilamida dalam air minum terkena kanker. Hal ini membuat para peneliti berasumsi bahwa kejadian tersebut mungkin juga bisa dialami oleh manusia. Selain itu, akrilamida juga banyak ditemukan dalam asap tembakau.
Tips:
Anda dapat mencoba teknik lain memasak kentang, seperti dipanggang atau digoreng sampai warnanya cokelat, bukan keemasan atau cokelat tua.
5. Formaldehida
Karsinogen ini dapat ditemui di kayu lapis hingga kain tertentu, bahkan di banyak produk rumah tangga. Studi pada tikus percobaan dan orang-orang yang menggunakan formaldehida di tempat kerja menunjukkan bahwa zat ini dapat menyebabkan kanker, seperti kanker hidung dan leukimia mieloid.
Tips:
Sebelum Anda membeli produk atau furnitur kayu apa pun untuk di rumah, cari tahu dulu apakah produk atau furnitur tersebut mengandung formaldehida. Pastikan pula sirkulasi udara rumah Anda baik dan jaga tingkat kelembapan rendah dengan AC atau dehumidifier.
6. Sinar ultraviolet
Studi menunjukkan bahwa sinar ultraviolet (UV), baik dari matahari atau tanning bed, yang terserap ke dalam kulit dapat merusak sel-sel kulit tersebut. Sebagian besar kasus kanker kulit disebabkan oleh sinar UV ini. Adanya polusi dan perubahan iklim turut membuat paparan sinar ini menjadi lebih kuat.
Tips:
Untuk mencegah dan meminimalisir paparan sinar UV, Anda dapat menggunakan tabir surya, sehingga kulit Anda terlindungi dari kerusakan sel. Selain itu, kenakan topi dan kacamata hitam, serta hindari salon tanning bed.
7. Alkohol
Semakin banyak Anda meminum minuman beralkohol, semakin besar risiko Anda terkena kanker tertentu, seperti di bagian kepala, leher, esofagus, payudara, hati, dan kolorektal. Salah satu alasannya mungkin karena bahan kimia di dalam alkohol, termasuk etanol, bersifat karsinogenik yang dihasilkan selama proses produksi.
Tips:
Para ahli menyarankan wanita tidak lebih dari satu gelas setiap hari, sedangkan pria tidak lebih dari dua gelas setiap hari. Lebih baik lagi jika Anda tidak meminumnya.
8. Daging olahan
Beberapa daging olahan, seperti bacon, salami, pepperoni, sosis, atau daging apa pun yang diawetkan atau diberi bumbu (seperti ikan asin), dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti nasofaring dan usus besar.
Para ahli mengasumsikan hal ini dengan melihat lebih dari 800 penelitian yang telah ada. Salah satu karsinogen potensial telah diidentifikasi dari makanan yang diawetkan adalah N-nitrosodimethylamine.
Tips:
Makan hot dog sesekali tidak masalah, tetapi sebaiknya batasi daging olahan yang digunakan sebanyak yang Anda bisa. Cobalah untuk membatasi makanan yang telah diasinkan, diawetkan, difermentasi, atau diasapi.
9. Knalpot mesin
Knalpot pada truk, bus, kereta api, dan beberapa mobil yang menggunakan bahan bakar diesel merupakan paparan karsinogen yang sering kali dijumpai di sekitar Anda. Gas dan jelaga dari knalpot mesin diesel diyakini dapat menyebabkan kanker paru-paru dan jenis kanker lainnya.
Tips:
Jika memungkinkan, janganlah berhenti di tengah lalu lintas atau berlama-lama di samping kendaraan bermesin diesel. Jika itu bagian dari pekerjaan, maka ikuti pedoman keselamatan di tempat kerja untuk melindungi Anda dari paparan karsinogen ini.
10. Polusi
Selain asap dari knalpot, udara yang Anda hirup juga bisa tercemar oleh debu, logam beracun, serta pelarut yang dapat menyebabkan kanker. Partikel kecil seperti debu lebarnya hanya sepersejuta meter – disebut Particulate Matter 2.5 (PM2.5) – ini terkait dengan kanker paru-paru.
Sayangnya, belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli mekanisme partikel tersebut bisa merusak sel DNA dan menyebabkan kanker.
Meskipun begitu, Anda tetap harus waspada terhadap karsinogen ini. Pasalnya, Departemen Kesehatan New York mencatat bahwa PM2.5 mampu melakukan perjalanan jauh hingga mencapai paru-paru Anda. Partikel halus ini dapat menyebabkan efek kesehatan jangka pendek, seperti iritasi mata, hidung, tenggorokan dan paru-paru (batuk, bersin, pilek, dan sesak napas).
Sementara itu, dalam jangka panjang, si pembunuh dalam diam ini dapat meningkatkan angka bronkitis kronis, penurunan fungsi paru-paru, serta peningkatan kematian akibat kanker paru-paru dan penyakit jantung.
Tips:
Anda mungkin tidak dapat menghindari polusi, tetapi Anda bisa mengurangi paparannya dengan berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum daripada mengemudi. Selain itu, patuhi aturan kesehatan masyarakat setempat dan tetap di dalam rumah di saat kualitas udara buruk.
Sebagian besar peneliti menggunakan metode yang berbeda untuk memutuskan apakah sesuatu harus disebut karsinogen atau tidak. Analisis ilmiah tentang penggunaan istilah ‘karsinogenik’ secara luas juga diperlukan dan harus diklarifikasi apakah senyawa tersebut bekerja secara genotoksik atau non-genotoksik.
Selain itu, perlu diteliti lebih lanjut apakah cara kerja senyawa karsinogen – yang menyebabkan tumor atau kanker – pada hewan percobaan benar-benar relevan untuk manusia.
“Sekali lagi, hanya karena Anda terpapar dengan karsinogen, tidak berarti Anda akan terkena kanker. Ingatlah, banyak faktor yang turut memengaruhi seseorang mudah terkena kanker, seperti genetik, metode paparan, dan durasi paparan”.
Baca Juga:
Simak, Peran Red Reishi (Lingzhi) dalam Membantu Pengobatan Kanker!
Manfaat Jamur Lingzhi untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh di Masa Pandemi COVID-19
Rahasia Jamur Reishi Bisa Tingkatkan Imunitas Tubuh (Immune Booster)