Ini Cara Reishi Merawat Hepatitis, Alami dan Efektif!

cara-reishi-merawat-hepatitis
Ada 5 jenis hepatitis, yaitu A, B, C, D, dan E, tetapi yang paling umum di Indonesia adalah hepatitis B, dengan jumlah terbesar kedua di South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar.

Hepatitis adalah salah satu penyakit peradangan atau inflamasi yang disebabkan oleh sekelompok virus, yang disebut virus hepatitis.

Menurut info datin yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI, penyakit hepatitis bagaikan fenomena gunung es, di mana penderita yang tercatat atau datang ke layanan kesehatan lebih sedikit daripada jumlah penderita yang sesungguhnya.

Terlebih lagi, penyakit ini bersifat kronis atau menahun. Begitu seseorang terinfeksi, orang tersebut masih terlihat sehat dan tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, proses penularannya terus berjalan.

Data Riskesdas (2018) menunjukkan bahwa prevalensi kasus hepatitis di Indonesia yang didiagnosis oleh dokter meningkat menjadi 0,4% dari sebelumnya yang hanya 0,2% pada tahun 2013. Kasus ini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara nasional maupun global.

Jika Anda ingin berhasil merawat atau mencegah penyakit ini, maka Anda harus fokus untuk mendukung kesehatan hati dan sistem kekebalan tubuh tetap kuat.

Mengapa kesehatan hati begitu penting?

Hati adalah salah satu organ tubuh yang memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Melansir dari John Hopkins, ada lebih dari 500 fungsi vital organ hati di dalam tubuh, beberapa di antaranya adalah:

  • Memproduksi empedu, untuk membantu membuang limbah dan memecah lemak di usus kecil selama proses pencernaan.
  • Memproduksi protein tertentu untuk plasma darah.
  • Produksi kolesterol dan protein khusus yang membantu membawa lemak ke seluruh tubuh.
  • Mengubah kelebihan glukosa menjadi glikogen untuk disimpan, serta menyeimbangkan dan membuat glukosa sesuai kebutuhan tubuh.
  • Mengatur kadar asam amino dalam darah, sebagai bahan penyusun protein.
  • Mengolah hemoglobin untuk digunakan kandungan zat besinya (organ hati menyimpan zat besi).
  • Mengubah senyawa beracun amonia menjadi urea (produk akhir metabolisme protein yang dikeluarkan melalui urin).
  • Membersihkan darah dari obat-obatan dan zat beracun lainnya.
  • Mengatur pembekuan darah.
  • Melawan infeksi dengan membuat faktor kekebalan dan menghilangkan bakteri dari aliran darah.
  • Membersihkan bilirubin, termasuk dari sel darah merah. Ini karena penumpukan bilirubin dapat menyebabkan penyakit kuning, seperti kulit dan mata menguning.

Ketika hati telah memecah zat atau senyawa berbahaya, produk sampingannya dikeluarkan ke dalam empedu atau darah. Limbah ini kemudian masuk ke usus dan keluar dari tubuh dalam bentuk feses. Sementara itu, produk sampingan darah disaring oleh ginjal dan keluar dari tubuh dalam bentuk urin.

Fungsi hati bagi tubuh sangatlah penting, bukan? Inilah mengapa Anda perlu sekali menjaga kesehatan hati.

Jenis hepatitis dan gejalanya

Ada 5 jenis hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Perlu digarisbawahi bahwa antar satu jenis penyakit ini tidak saling berhubungan.

Hepatitis A

  • Disebabkan oleh virus hepatitis A.
  • Penularan melalui fecal oral. Umumnya, sumber penularannya adalah pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, sanitasi yang buruk, dan kurangnya personal hygiene.
  • Sifatnya ringan, akut, dapat sembuh total tanpa gejala sisa, dan tidak menyebabkan infeksi kronis.
  • Diagnosis ditegakkan berdasarkan penemuan IgM antibodi dalam serum.
  • Gejala umumnya tidak khas, bisa berupa demam, sakit kepala, mual, muntah, ikterus, hingga pembengkakan hati.
  • Tidak ada pengobatan khusus, melainkan perawatan pendukung dan menjaga terpenuhinya asupan zat gizi.

Hepatitis B

Akut

  • Disebabkan oleh virus hepatitis B (golongan virus DNA), dengan masa inkubasi 60 – 90 hari.
  • Penularan secara vertikal 95% selama masa perinatal (saat persalinan) dan 5% intra uterina. Sementara itu, penularan horisontal terjadi melalui jarum suntik yang tercemar, transplantasi organ, pisau cukur, dan tatto.
  • Gejala umumnya tidak khas, bisa berupa demam ringan, lesu, nafsu makan menurun, nyeri perut sebelah kanan, warna urin seperti air teh, dan ikterus.
  • Diagnosis ditegakkan berdasarkan tes fungsi hati serum transaminase (ALT tinggi), serologi HBsAg dan IgM anti HBC dalam serum.
  • Pengobatan umumnya bersifat simtomatis atau disesuaikan dengan gejala.

Kronis

  • Berkembang dari hepatitis B akut.
  • Bila terjadi pada bayi, 95% akan bersifat kronis, bila terjadi pada usia balita, 20 – 30% akan bersifat kronis, sedangkan pada orang dewasa, hanya berkisar 5% yang akan menjadi kronis.
  • Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil HBsAg positif (> 6 bulan) dan perlu tes lainnya, seperti HbeAg, kadar ALT, HBV-DNA, serta biopsi hati.
  • Umumnya, tidak ada gejala yang khas.
  • Tersedia 7 jenis obat untuk penyakit ini.
  • Tujuan pengobatan untuk memperpanjang harapan hidup serta mencegah komplikasi sirosis hati atau hepatoma.

Hepatitis C

  • Penyebab utama adalah sirosis dan kanker hati.
  • Disebabkan oleh virus hepatitis C (golongan virus RNA), dengan masa inkubasi 2 – 24 minggu.
  • Penularan melalui darah dan cairan tubuh, risiko penularan rendah pada jarum suntik yang tercemar, transplantasi organ, kecelakaan kerja (petugas kesehatan), dan hubungan seks.
  • Biasanya, sekitar 80% penderita berkembang menjadi kronis.
  • Pengobatan biasanya kombinasi pegylated interferon dan ribavirin.

Hepatitis D

  • Paling jarang terjadi, tapi juga paling berbahaya.
  • Disebabkan virus hepatitis D atau virus delta, memerlukan virus hepatitis B (HBV) untuk berkembang biak. Jadi, kasus ini hanya ditemukan pada orang yang terinfeksi HBV.
  • Tidak ada vaksin khusus, tetapi otomatis terlindungi apabila sudah divaksin hepatitis B.

Hepatitis E

  • Disebabkan oleh virus hepatitis E (golongan virus RNA), dengan masa inkubasi 2 – 9 minggu.
  • Penularan melalui fecal oral.
  • Diagnosis ditegakkan berdasarkan penemuan IgM dan IgG antiHEV dalam serum penderita.
  • Gejala ringan seperti flu hingga ikterus.
  • Belum tersedia pengobatan antivirus dan vaksinasinya.

Cara Reishi merawat dan mencegah hepatitis

kandungan-bioaktif-jamur-reishi
Kandungan senyawa bioaktif jamur Reishi

Sering dijuluki sebagai “jamur keabadian”, jamur Reishi merah atau Lingzhi (Ganoderma lucidum) ini memang telah terbukti memiliki kekuatan yang luar biasa dalam mengobati berbagai penyakit, termasuk hepatitis.

1. Melawan virus hepatitis B (HBV)

Studi tahun 2002 yang diterbitkan oleh International Journal of Medicinal Mushrooms mengevaluasi keamanan dan efek ekstraksi G. lucidum pada kasus hepatitis B kronis. Selama 6 bulan masa penelitian, menunjukkan hasil:

  • Sebanyak 33% (17 dari 52) pasien yang diobati memiliki nilai aminotransferase (ALT) normal.
  • Sebanyak 13% (7 dari 52) telah kehilangan antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) dari serum.
  • Tidak ada kelompok kontrol yang memiliki nilai ALT normal atau telah kehilangan HBsAg.

Adanya peningkatan kondisi ini diduga berkaitan dengan kandungan fraksi polisakarida dan triterpen dari Ganoderma lucidum. Maka dari itu, hasil penelitian ini mampu menunjukkan bahwa ekstrak jamur Reishi dapat ditoleransi dengan baik dan tampaknya, aktif melawan HBV pada pasien dengan hepatitis B kronis.

Sementara itu, Li dan Wang (2006) juga meneliti aktivitas anti-hepatitis B pada ganoderic acid dari Ganoderma lucidum. Dalam penelitian ini, asam ganoderic dari G. lucidum (konsentrasi 8 µg/ml) efektif menghambat replikasi HBV dalam sel HepG2215 selama 8 hari.

Selain itu, asam ganoderic dengan dosis yang sama juga secara signifikan mampu melindungi mencit dari kerusakan hati yang disebabkan oleh M. bovis BCG plus lipopolisakarida (dari Escherichia coli 0127: B8).

2. Aktivitas antioksidan yang kuat

Dengan adanya aktivitas antioksidan yang luar biasa pada jamur Reishi dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga kuat untuk menangkis virus dan bakteri, termasuk virus hepatitis. Tak hanya itu, jamur Reishi juga mampu meningkatkan fungsi hati secara keseluruhan.

Seperti yang dijelaskan oleh  Chen et al. (2019) bahwa Ganoderma lucidum Polysaccharides (GLPS) dapat mengurangi peradangan dan meningkatkan fungsi hati pada tikus percobaan yang mengalami cedera hati. 

Oleh sebab itu, jika Anda ingin merawat dan membantu penyembuhan hepatitis, jamur Reishi merah dari Jepang ini dapat menjadi terapi pendamping bagi Anda untuk hati yang lebih bahagia dan lebih sehat.

Created by macrovector – www.freepik.com

Baca Juga:
Apakah Fatty Liver Bisa Disembuhkan?
Mengenal Fungsi Hati dalam Sistem Pencernaan, Apa Pula Peran Red Reishi pada Hati?

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on email
Artikel Kami

Artikel Lainnya