Hati adalah organ tubuh yang letaknya di sisi kanan perut. Organ ini memiliki berat sekitar 3 pon, berwarna coklat kemerahan, dan terasa kenyal saat disentuh. Anda tidak dapat merasakan keberadaan hati, karena ia dilindungi oleh tulang rusuk.
Hati sendiri terdiri atas dua bagian besar, yang disebut lobus kanan dan kiri. Di bawah organ hati, terdapat kantung empedu, bersama dengan pankreas dan usus. Hati dan organ-organ di dekatnya ini saling bekerja sama untuk mencerna, menyerap, dan memproses makanan.
Seperti apakah fungsi hati dalam sistem pencernaan? Apa pula peran Red Reishi (Lingzhi) bagi hati? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Apa saja fungsi hati dalam sistem pencernaan?
Hati memiliki peran yang sangat krusial di dalam tubuh. Hati Anda bekerja sepanjang waktu untuk membuat Anda tetap sehat. Melansir dari John Hopkins Medicine, beberapa fungsi hati dalam sistem pencernaan, antara lain:
1. Memproduksi zat penting.
Fungsi hati dalam sistem pencernaan yang utama adalah memproses zat gizi yang diserap oleh usus halus. Empedu yang dihasilkan oleh hati dan disekresikan ke usus halus juga berperan penting dalam mencerna lemak dan beberapa vitamin.
Selain empedu, hati juga menghasilkan albumin, yaitu protein darah yang membantu membawa hormon, obat-obatan, dan asam lemak ke seluruh tubuh. Sebagian besar zat yang membantu proses pembekuan darah setelah Anda mengalami cedera juga dihasilkan oleh organ hati.
2. Membuang kelebihan bilirubin.
Bilirubin adalah hasil dari pemecahan hemoglobin. Zat besi yang dilepaskan dari hemoglobin akan disimpan di hati atau sumsum tulang dan digunakan untuk regenerasi sel darah.
Tubuh Anda bisa saja terlalu banyak bilirubin saat terjadi kerusakan sel darah merah. Akibatnya, Anda bisa mengalami penyakit kuning, yang membuat mata dan kulit jadi menguning.
3. Membuang produk limbah.
Fungsi hati dalam sistem pencernaan lainnya adalah memetabolisme obat-obatan agar lebih mudah digunakan oleh tubuh. Produk limbah hasil dari metabolisme ini akan dikeluarkan oleh hati dalam bentuk empedu.
Begitu pula saat Anda mengonsumsi zat yang berpotensi beracun, seperti alkohol atau obat-obatan. Hati akan membantu mengubah dan mengeluarkannya dari tubuh.
4. Mengontrol respons imun.
Hati juga berperan dalam imunitas tubuh dengan menjadi bagian dari sistem fagosit mononuklear. Ini karena hati mengandung sel Kupffer dalam jumlah tinggi yang terlibat dalam aktivitas kekebalan tubuh. Sel-sel ini akan menghancurkan agen penyebab penyakit yang mungkin masuk ke hati melalui usus.
5. Mengontrol glukosa.
Hati dapat membantu tubuh menjaga kadar gula darah tetap normal. Ini karena hati menyimpan glikogen yang dapat dipecah menjadi glukosa saat tubuh membutuhkan energi dengan cepat. Hati juga yang ikut membantu mengatasi kelebihan glukosa dari darah Anda.
Kondisi yang dapat mengganggu fungsi hati
Fungsi hati dalam sistem pencernaan bisa terganggu oleh kondisi berikut ini:
Hepatitis
Kondisi peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A, B, atau C. Hepatitis juga dapat disebabkan oleh penyebab non-infeksi, termasuk minum minuman keras, obat-obatan, reaksi alergi, atau obesitas.
Sirosis
Sirosis adalah kerusakan hati jangka panjang akibat apapun yang menyebabkan jaringan parut permanen. Jaringan ini akan membuat fungsi hati tidak berjalan dengan baik.
Kanker hati
Jenis kanker hati yang paling umum, yaitu karsinoma hepatoseluler, hampir selalu terjadi setelah seseorang mengalamai sirosis.
Gagal hati
Banyak faktor yang memengaruhi gagal hati, termasuk infeksi, penyakit genetik, dan minum minuman beralkohol secara berlebihan.
Asites
Asites adalah hasil dari sirosis, di mana hati mengeluarkan cairan (asites) ke dalam perut, sehingga menjadi buncit dan berat.
Batu empedu
Batu empedu adalah endapan cairan pencernaan yang mengeras dan dapat terbentuk di kantong empedu Anda. Kantung empedu adalah organ kecil seperti buah pir di sisi kanan perut, tepat di bawah hati Anda.
Kantung empedu ini akan menampung empedu yang dilepaskan ke usus kecil Anda. Jika batu empedu tersangkut di saluran empedu, maka dapat menyebabkan hepatitis dan infeksi saluran empedu (kolangitis).
Hemochromatosis
Hemochromatosis dapat menyebabkan tubuh Anda menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan. Kelebihan zat besi akan disimpan di organ, terutama hati, jantung, dan pankreas. Jika tubuh kelebihan zat besi, dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang mengancam jiwa, seperti penyakit hati, masalah jantung, dan diabetes.
Penyakit hati berlemak (fatty liver)
Biasanya, fatty liver terjadi bersamaan dengan obesitas atau penyalahgunaan alkohol. Pada penyakit ini, vakuola lemak akan terbentuk di sel hati.
Jika penyebabnya bukan karena penyalahgunaan alkohol, maka disebut penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD). Steatohepatitis non-alkoholik (NASH) adalah suatu kondisi yang dapat terjadi jika NAFLD semakin parah. NASH juga dikenal sebagai penyebab sirosis hati.
Sindrom Gilbert
Masalah lain yang juga dapat mengganggu fungsi hati dalam sistem pencernaan adalah sindrom Gilbert, yang disebabkan oleh kelainan genetik.
Di Inggris, diperkirakan setidaknya 1 dari 20 orang terkena sindrom Gilbert. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan bilirubin walau tidak sepenuhnya dan penyakit kuning ringan, tetapi cenderung tidak berbahaya.
Yuk, lakukan hal ini untuk menjaga kesehatan hati!
Melansir dari Medical News Today (2018), beberapa rekomendasi untuk membantu menjaga kesehatan hati agar bekerja sebagaimana mestinya, yaitu:
Jaga pola makan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hati bertanggung jawab dalam proses pencernaan lemak. Jika Anda mengonsumsi makanan berlemak terlalu banyak dapat memberatkan kerja hati dan menghambat tugasnya yang lain. Selain itu, obesitas juga telah dikaitkan dengan penyakit hati berlemak (fatty liver).
Batasi asupan alkohol
Jika Anda adalah seorang peminum alkohol, maka penting untuk membatasinya. Terlalu banyak minum minuman beralkohol dapat menyebabkan sirosis hati seiring berjalannya waktu.
Ini terjadi karena saat hati memecah alkohol, akan menghasilkan bahan kimia beracun, seperti asetaldehida dan radikal bebas. Zat beracun ini dapat memicu terbentuknya jaringan parut di hati, yang merupakan penyebab sirosis hati.
Hindari zat terlarang
Obat-obatan terlarang dapat membebani kerja hati, karena menghasilkan racun saat dimetabolisme oleh hati.
Lindungi tubuh dari bahan kimia di udara
Saat Anda mengecat atau menggunakan pembersih yang aromanya kuat, maka pastikan area tersebut memiliki ventilasi baik.
Anda juga bisa menggunakan masker untuk meminimalisir bahan kimia berbahaya masuk ke tubuh. Bahan kimia di udara dapat menyebabkan kerusakan hati, karena hati harus memproses semua racun yang masuk ke dalam tubuh.
Pastikan divaksinasi sebelum bepergian
Jika Anda melakukan perjalanan ke daerah di mana hepatitis A atau B menjadi perhatian, maka penting melakukan vaksinasi. Malaria dapat tumbuh dan berkembang biak di hati, dan demam kuning juga dapat menyebabkan gagal hati. Kedua penyakit ini dapat dicegah dengan pengobatan oral dan vaksinasi.
Hindari paparan darah dan kuman
Upayakan agar Anda tidak berbagi jarum, sikat gigi, pisau cukur, atau barang pribadi lainnya. Segeralah cari bantuan medis jika Anda terkena darah orang lain. Selain itu, lakukan hubungan seksual yang aman untuk mengurangi risiko penularan hepatitis atau masalah kesehatan lainnya.
Ketahui, peran jamur Reishi (Lingzhi) untuk kesehatan hati
Dikenal sebagai jamur keabadian, jamur Reishi telah dimanfaatkan sejak berabad-abad di Asia untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan melawan kanker (sebagai terapi pendamping dalam pengobatan kanker). Nama lain jamur Reishi adalah Lingzhi atau Ganoderma lucidum.
Jamur Reishi mengandung berbagai molekul aktif, di antaranya triterpenoid, polisakarida, dan peptidoglikan, yang memiliki efek kesehatan. Meskipun bisa dimakan segar, tetapi jamur ini sudah banyak dipasarkan dalam bentuk bubuk atau ekstrak yang mengandung molekul spesifik. Anda pun tidak perlu khawatir akan khasiatnya, karena bentuk-bentuk yang berbeda ini telah diuji dalam penelitian tingkat sel, hewan, dan manusia.
Berbagai penelitian juga membahas manfaat jamur Reishi sebagai agen hepatoprotektif. Kemampuan tersebut dimiliki Reishi karena senyawa bioaktifnya yang memiliki efek untuk melindungi organ hati, di antaranya triterpenoid, polisakarida, sterol, steroid, peptida, dan senyawa bioaktif lainnya.
Satu studi tahun 2019 berhasil menemukan efek hepatoprotektif G. lucidum pada berbagai penyakit hati, termasuk karsinoma hepatoseluler, penyakit hati alkoholik dan non-alkohol, hepatitis B, inflamasi, fibrosis, dan cedera hati akibat toksik. Mekanismenya sendiri dapat bervariasi dari penyakit ke penyakit.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Chen et al. (2019) menemukan bahwa jamur Reishi mengandung Ganoderma lucidum Polysaccharides (GLPS) yang dapat mengurangi aktivasi inflamasi dan meningkatkan fungsi hati pada tikus yang mengalami cedera hati.
GLPS juga dapat menghambat perubahan aktivitas alanine aminotransferase dan aspartat aminotransferase yang diinduksi carbon tetrachloride (CCl4) dalam serum, serta aktivitas nitric oxide synthase (NOS) dan sitokrom P450 2E1 (CYP2E1) di jaringan hati.
Hasil penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa GLPS dalam G. lucidum berpotensi untuk pencegahan dan pengobatan cedera hati akut dengan peradangan hati.
Cover photo by freepik.com