Sindrom kelelahan kronis atau chronic fatigue syndrome (CFS) bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa dari segala usia – meskipun paling umum terjadi pada orang berusia 40 – 60 tahun. Di antara orang dewasa, wanitalah yang lebih sering terkena daripada pria. Womens Health menyatakan bahwa wanita dua hingga empat kali lebih mungkin terkena CFS dibandingkan pria.
CDC (2018) juga mengungkap beberapa catatan yang ada dalam laporan IOM, yaitu:
- Ada sekitar 90% orang yang mengidap CFS belum didiagnosis.
- Beberapa alasan penderita CFS belum didiagnosis adalah akses yang terbatas ke layanan kesehatan dan kurangnya edukasi mengenai sindrom kelelahan kronis di antara penyedia layanan kesehatan.
Fakta sindrom kelelahan kronis (CFS)
Berikut fakta tentang sindrom kelelahan kronis yang perlu Anda ketahui:
- Penderita CFS seringkali tidak dapat melakukan aktivitasnya seperti biasa, bahkan mungkin mengurung dirinya di tempat tidur.
- Orang dengan CFS mengalami kelelahan luar biasa atau ekstrem yang tidak kunjung membaik meski sudah istirahat.
- Kondisi menjadi lebih buruk setelah melakukan aktivitas apa pun, baik secara fisik maupun mental. Gejala ini dikenal dengan post-exertional malaise (PEM), termasuk susah tidur, berpikir, berkonsentrasi, nyeri, dan pusing.
- Orang yang menderita CFS mungkin tidak terlihat seperti sakit. Namun, tubuhnya tidak dapat berfungsi dengan cara yang sama seperti sebelum terkena sindrom ini.
- CFS bisa mengubah kemampuan Anda untuk melakukan tugas sehari-hari, seperti mandi atau menyiapkan makanan.
- Sindrom ini juga sering mempersulit Anda saat bekerja, bersekolah, serta berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat.
- CFS bisa terjadi selama bertahun-tahun dan terkadang, menyebabkan kecacatan yang serius.
- Setidaknya, satu dari empat pasien CFS berada di tempat tidur atau tinggal di rumah untuk waktu yang lama.
Penyebab CFS
Hingga kini, penyebab sindrom kelelahan kronis masih belum diketahui secara pasti. Meski begitu, para ahli berpendapat ada beberapa faktor pemicu potensial yang mungkin berkontribusi terhadap CFS, yaitu:
- Infeksi virus. Beberapa virus yang mencurigakan, termasuk virus Epstein-Barr dan virus herpes manusia 6.
- Gangguan sistem kekebalan. Beberapa orang yang mengalami CFS terlihat sistem kekebalannya sedikit terganggu, tetapi kaitan ini tidak dapat dijelaskan sepenuhnya.
- Ketidakseimbangan hormonal. Penderita CFS juga terkadang mengalaminya, seperti kadar hormon yang diproduksi di hipotalamus, kelenjar pituitari, atau kelenjar adrenal tidak normal. Lagi-lagi, kaitan ini tidak dapat dijelaskan sepenuhnya.
- Trauma fisik atau emosional. Beberapa penderita CFS melaporkan bahwa sempat mengalami cedera, operasi, atau tekanan emosional sesaat sebelum gejala dimulai.
Seperti apa gejalanya?
Karena CFS adalah kondisi kompleks yang bisa memengaruhi berbagai sistem dan fungsi tubuh, kerap kali gejalanya bervariasi pada setiap orang yang mengalaminya.
Tidak mengherankan jika sindrom kelelahan kronis ini sulit didiagnosis. Meski begitu, para ahli memperkirakan sekumpulan gejala CFS yang bisa menjadi warning bagi Anda untuk segera mencari penanganan yang tepat.
Ada 3 gejala inti CFS, yaitu:
1. Berkurangnya kemampuan melakukan aktivitas seperti biasanya
CFS akan membuat Anda mengalami kelelahan parah sampai tidak mampu melakukan aktivitas yang sebelumnya bisa Anda lakukan. Ciri-ciri kelelahan yang Anda alami mungkin:
- Parah atau ekstrem.
- Tak membaik meski sudah istirahat.
- Penyebab kelelahan bukan karena Anda beraktivitas.
- Tidak ada riwayat sebelumnya.
2. Post-exertional malaise (PEM)
Kondisi Anda mungkin akan semakin memburuk setelah melakukan aktivitas, di mana Anda mengerahkan tenaga Anda secara fisik maupun mental. Kondisi ini disebut juga post-exertional malaise (PEM). Anda mungkin memiliki gejala baru atau gejala semakin memburuk selama masa ini, mencakup:
- Kesulitan berpikir.
- Kesulitan tidur.
- Sakit tenggorokan.
- Sakit kepala.
- Pusing.
Jika Anda mengalami hal ini, Anda mungkin akan mengurung diri di rumah, tidak beranjak dari tempat tidur, atau tidak mampu melakukan pekerjaan rutin selama beberapa hari atau berminggu-minggu. Gejala cenderung memburuk dalam waktu 12 – 48 jam setelah beraktivitas.
3. Gangguan tidur
Gejala sindrom kelelahan kronis yang sering kali terjadi adalah mengalami gangguan tidur. Anda mungkin merasa sangat mengantuk, tetapi tidak bisa tidur atau tidak merasa segar setelah tidur. Gejala lainnya mungkin:
- Sering bermimpi.
- Kaki gelisah.
- Kejang otot di malam hari.
- Apnea tidur (gangguan bernapas saat tidur).

Cara mengatasi sindrom kelelahan kronis
Pengobatan sindrom kelelahan kronis tidak ada yang spesifik. Perawatan yang ada ditujukan untuk meringankan gejalanya.
Mengatasi gejala PEM
- Manajemen aktivitas, termasuk menemukan batas kemampuan Anda dalam melakukan aktivitas, merencanakan aktivitas, kemudian beristirahat agar tetap dalam batas kemampuan Anda.
- Membuat catatan harian tentang aktivitas Anda sehari-hari.
Pengobatan dan perubahan gaya hidup
- Membatasi atau menghilangkan asupan kafein, alkohol, dan merokok, untuk membantu Anda tidur lebih nyenyak dan mengurangi insomnia.
- Upayakan untuk tidak tidur siang agar lebih mudah tidur di malam hari.
- Cobalah untuk tidur pada waktu yang sama setiap malam dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.
- Jika Anda mengalami depresi. Anda mungkin memerlukan terapi antidepresan dosis rendah sesuai dengan resep dokter.
- Obat pereda nyeri dengan resep dokter juga mungkin diperlukan unuk membantu mengatasi nyeri akibat CFS.
Beberapa terapi alternatif
- Akupunktur.
- Tai chi.
- Yoga.
- Pijat.
- Minum suplemen jamur Reishi.
Jamur Reishi (Lingzhi), bantu atasi sindrom kelelahan kronis (CFS)
Punya efek anti-fatigue
Penelitian tahun 2017 menyatakan bahwa salah satu suplemen kesehatan yang baik untuk membantu mengatasi kelelahan atau fatigue adalah jamur. Selain dengan cukup istirahat dan makan makanan yang sehat, tubuh Anda mungkin juga memerlukan bantuan ekstra untuk memulihkan dan menambah stamina.
Salah satunya dengan suplemen kesehatan jamur Reishi. Jamur obat yang sudah dimanfaatkan sejak beribu-ribu tahun silam ini mengandung berbagai senyawa bioaktif yang mampu meningkatkan energi dan stamina Anda. Senyawa bioaktif di dalamnya mencakup polisakarida, peptida, nukleosida, senyawa fenolik, dan triterpenoid.

Efektif mengurangi kelelahan dan meningkatkan kualitas hidup
Penelitian tahun 2013 mengungkapkan bahwa ekstrak Ganoderma lucidum efektif membantu pengobatan pasien yang menderita sindrom kelelahan kronis (CFS), dengan cara mengurangi kelelahan dan meningkatkan kualitas hidup penderita CFS.
Ini karena jamur Reishi dapat meningkatkan kortisol serum mendekati tingkat normal setelah 12 minggu pengobatan – yang mana kortisol serum adalah indikator utama dari kondisi CFS.
Selain itu, studi tahun 2011 pada kelompok yang terdiri dari 48 penderita kanker payudara, menunjukkan perbaikan setelah 4 minggu mengonsumsi bubuk jamur Reishi, yaitu kelelahan berkurang dan kualitas hidup meningkat. Terlebih lagi, orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini juga mengalami sedikit kecemasan dan depresi.
Sebelumnya, juga ada studi tahun 2005 yang meneliti efek jamur Reishi pada 132 orang dengan neurasthenia, yaitu kondisi yang tidak jelas terkait dengan nyeri, pusing, sakit kepala, dan mudah tersinggung.
Hasilnya sungguh mengejutkan! Para peneliti menemukan bahwa kelelahan subjek berkurang dan kesejahteraan subjek meningkat setelah 8 minggu mengonsumsi suplemen jamur Reishi.
Yuk, lindungi tubuh Anda dari sindrom kelelahan kronis (CFS) bersama suplemen jamur Lingzhi (Reishi). Jadikan tubuh Anda lebih berstamina, tidak cepat lelah, dan tetap semangat beraktivitas!
Photo by yanalya – www.freepik.com
Baca Juga:
Jamur Lingzhi (Reishi), Suplemen Penambah Stamina Agar Tubuh Tidak Cepat Lelah
Rahasia Jamur Reishi Bisa Tingkatkan Imunitas Tubuh (Immune Booster)