Tahukah Anda, betapa pentingnya menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh? Terlebih lagi, pandemi COVID-19 masih menjadi musuh yang harus dilawan bersama. Namun, memulainya dari diri sendiri adalah langkah mutlak dan bijak.
Salah satu caranya dengan memenuhi asupan vitamin daya tahan tubuh, agar kuat menghadapi serangan virus corona. Tubuh yang sehat dan kuat tentu tidak akan mudah menularkan virus ke orang lain, sehingga orang-orang di sekitar Anda pun bisa terlindungi keselamatannya.
Nah, apa saja vitamin terbaik yang diperlukan untuk daya tahan tubuh yang kuat?
Pentingnya daya tahan tubuh yang kuat
Sistem imunitas atau kekebalan adalah sekumpulan sel, jaringan, dan organ tubuh yang bekerja sama dan bertanggung jawab melindungi tubuh Anda dari berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan parasit.
Dari hal ini, Anda tentu sudah bisa memahami bahwa saat daya tahan tubuh menurun, maka tubuh dengan mudahnya terinfeksi berbagai patogen penyebab penyakit. Jangan heran, kalau Anda sering mengalami sakit, itu pertanda daya tahan tubuh sedang menurun.
Gangguan imunodefisiensi misalnya, kondisi ini dapat menekan atau bahkan, sepenuhnya melumpuhkan sistem kekebalan. Gangguan kekebalan tubuh yang lemah bisa bersifat genetik atau didapat.
Umumnya, bentuk yang didapat lebih umum terjadi, termasuk AIDS dan kanker (leukemia dan multiple myeloma). Dalam kasus ini, pertahanan tubuh begitu lemah, sehingga Anda sangat rentan terhadap penyakit infeksi.
Namun, perlu juga dipahami bahwa sistem kekebalan yang terlalu aktif (hipersensitivitas) pun bisa berbahaya untuk kesehatan. Kondisi ini bisa menyebabkan penyakit autoimun, di mana sel-sel imun bukan hanya melawan patogen penyebab penyakit, tetapi juga merusak sel-sel sehat tubuh Anda.
Adapun contoh gangguan autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, atau diabetes tipe 1. Maka dari itu, menjaga daya tahan tubuh yang kuat dan sehat sangatlah penting.
Jenis kekebalan tubuh manusia
Melansir dari laman resmi Harvard T. H. Chan, manusia memiliki dua jenis kekebalan atau sistem imun tubuh, yaitu bawaan dan adaptif.
1. Imunitas bawaan
Imunitas bawaan adalah benteng pertahanan pertama tubuh dari patogen penyebab penyakit yang berusaha masuk ke tubuh. “Benteng” ini meliputi:
- Kulit: mencegah sebagian besar patogen.
- Lendir: menjebak patogen.
- Asam lambung: menghancurkan patogen.
- Enzim dalam keringat dan air mata: membantu menciptakan senyawa antibakteri.
- Sel imun: menyerang semua sel asing yang masuk ke dalam tubuh.
2. Imunitas adaptif
Imunitas adaptif atau didapat adalah sistem imun yang terbentuk dengan belajar mengenali patogen. Aktivitas ini diatur oleh sel dan organ dalam tubuh, seperti limpa, timus, sumsum tulang, dan kelenjar getah bening.
Jadi, saat zat asing masuk ke dalam tubuh, sel dan organ ini akan menciptakan antibodi dan menggandakan sel-sel kekebalan (termasuk sel darah putih) yang khusus untuk menyerang dan menghancurkan zat asing.
Pada akhirnya, sistem kekebalan tubuh ini beradaptasi dengan cara mengingat zat asing tersebut. Alhasil, jika zat asing itu masuk lagi ke dalam tubuh, antibodi dan sistem kekebalan adaptif akan menghancurkannya, bahkan lebih cepat dan efisien.
Kondisi lain yang memicu kekebalan tubuh
Antigen adalah zat yang dicap sebagai “asing dan berbahaya” oleh tubuh dan memicu aktivitas sel kekebalan. Contoh mudahnya adalah alergen, termasuk serbuk sari rumput, debu, komponen makanan, atau bulu hewan peliharaan.
Antigen dapat menyebabkan respons hiper-reaktif, di mana tubuh akan melepaskan sel darah putih terlalu banyak. Sensitivitas orang terhadap antigen sendiri sangat bervariasi.
Misalnya, alergi terhadap jamur memicu gejala mengi dan batuk pada individu yang sensitif, tetapi tidak memicu reaksi apapun pada orang yang tidak sensitif.
Peradangan (inflamasi) adalah langkah normal yang penting dalam respons imun bawaan tubuh. Ketika patogen menyerang sel dan jaringan yang sehat, sejenis sel kekebalan yang disebut sel mast akan menyerang balik dan melepaskan protein yang disebut histamin, sehingga menyebabkan peradangan.
Jika Anda mengalaminya, Anda akan merasakan sekumpulan gejala, berupa rasa sakit, bengkak, dan keluarnya lendir atau cairan untuk membantu mengeluarkan patogen.
Histamin juga mengirim sinyal untuk tubuh agar melepaskan sel darah putih lebih banyak untuk melawan patogen. Namun ingat, peradangan yang berkepanjangan justru dapat berbahaya untuk tubuh. Hal ini karena menyebabkan kerusakan jaringan dan membuat sistem kekebalan tubuh Anda jadi kewalahan.
Faktor yang dapat menekan sistem kekebalan
- Bertambahnya usia, karena organ tubuh mengalami penurunan fungsi, sehingga menjadi kurang efisien, seperti timus atau sumsum tulang akan menghasilkan lebih sedikit sel imun untuk melawan infeksi. Selain itu, penuaan juga dikaitkan dengan defisiensi mikronutrien, yang memperparah fungsi kekebalan yang menurun.
- Racun lingkungan, seperti asap dan partikel lain yang berkontribusi terhadap polusi udara, serta konsumsi alkohol berlebihan. Zat ini dapat merusak atau menekan aktivitas normal sel kekebalan.
- Kegemukan atau obesitas dikaitkan dengan peradangan kronis tingkat rendah, karena jaringan lemak menghasilkan adipositokin yang dapat meningkatkan proses inflamasi. Hal ini mengakibatkan kerusakan jaringan dan membuat sistem kekebalan tubuh jadi kewalahan.
- Pola makan yang buruk, karena dapat mengganggu produksi dan aktivitas sel kekebalan dan antibodi.
- Penyakit kronis, seperti gangguan autoimun dan imunodefisiensi yang menyerang, bahkan melumpuhkan sel imun.
- Stres kronis, karena tubuh bisa melepaskan hormon kortisol yang menekan peradangan (peradangan pada awalnya diperlukan untuk mengaktifkan respons imun bawaan) dan aksi sel darah putih.
- Kurang tidur dan istirahat, sehingga produksi sitokin untuk melawan infeksi jadi menurun.
5 Vitamin untuk daya tahan tubuh yang kuat
Seperti penjelasan sebelumnya, kekurangan atau defisiensi mikronutrien telah menjadi salah satu penyebab melemahnya daya tahan tubuh. Mikronutrien ini mencakup vitamin dan mineral.
Berikut beberapa vitamin untuk daya tahan tubuh yang kuat dan sehat:
1. Vitamin A
Vitamin A berperan penting dalam menjaga pertahanan tubuh secara alami, termasuk lendir di mata, paru-paru, usus, dan alat kelamin yang membantu menjebak bakteri dan agen infeksi lainnya.
Fungsi lainnya juga terlibat dalam produksi dan fungsi sel darah putih, yang membantu menangkap dan membersihkan bakteri dan patogen lainnya dari aliran darah Anda.
Hal ini menunjukkan bahwa kekurangan vitamin A dapat membuat tubuh rentan terhadap infeksi dan menghambat pemulihan tubuh ketika sakit.
Contoh makanan kaya vitamin A adalah ubi jalar, hati ayam, telur rebus, buah kesemek, sawi, wortel, paprika merah, bayam, dan brokoli.
2. Vitamin B6
Vitamin B6 juga berperan penting untuk daya tahan tubuh yang kuat. Hal ini karena vitamin B6 menunjang reaksi biokimia yang terjadi dalam sistem kekebalan. Selain itu, terpenuhinya kebutuhan vitamin ini dapat memperbaiki siklus tidur, selera makan, dan mood (suasana hati).
Bersama dengan vitamin B9 dan B12, ketiganya terlibat dalam proses produksi sel darah merah. Vitamin B6 banyak terkandung dalam daging ayam, ikan air dingin, seperti salmon dan tuna, serta sayuran hijau dan buncis – bahan utama hummus.
Selain itu, makanan lainnya ada hati sapi, tuna, ikan salmon, sereal yang diperkaya vitamin B6, serta beberapa buah seperti pepaya, pisang, melon, dan jeruk.
3. Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu penguat daya tahan tubuh terbesar. Kekurangan vitamin C bisa membuat Anda lebih rentan sakit. Ini karena vitamin C dapat membantu mendorong produksi sel darah putih, terutama limfosit dan fagosit, yang membantu melindungi tubuh dari penyakit infeksi.
Vitamin C juga membantu sel darah putih berfungsi lebih efektif sekaligus melindunginya dari kerusakan akibat radikal bebas.
Lebih hebatnya lagi, vitamin C adalah bagian penting dari sistem pertahanan tubuh, yaitu kulit, dengan bertindak sebagai antioksidan dan membantu memperkuat pertahanan kulit.
Contoh makanan tinggi vitamin C adalah buah-buahan, seperti jeruk, lemon, leci, kesemek, stroberi, kiwi, dan jambu biji, serta sayur-sayuran, seperti tomat, brokoli, paprika merah, kentang, dan kembang kol.
4. Vitamin D
Vitamin daya tahan tubuh selanjutnya adalah vitamin D yang memainkan peran penting dalam meningkatkan respons imun. Ini karena sifat antiinflamasi dan imunoregulasi, serta kemampuannya untuk mengaktivasi pertahanan sistem kekebalan.
Kekurangan vitamin D juga telah dikaitkan dengan peningkatan kerentanan tubuh terhadap infeksi dan gangguan terkait kekebalan, seperti tuberkulosis (TBC), asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), serta infeksi saluran pernapasan akibat virus dan bakteri.
Contoh makanan tinggi vitamin D adalah kuning telur, minyak hati ikan kod, ikan salmon, sarden, tuna, dan susu yang difortifikasi vitamin D.
5. Vitamin E
Terakhir, ada vitamin E yang memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Tim peneliti yang dipimpin oleh Manfred Kopf, seorang profesor di Institut Ilmu Kesehatan Molekuler ETH Zurich, mampu menyelamatkan sel kekebalan dari kematian sel dengan mencampurkan vitamin E dosis tinggi ke dalam makanan hewan uji coba.
Ini karena antioksidan cukup untuk melindungi membran sel T dari kerusakan, sehingga sel T dapat berkembang biak dan menangkis infeksi virus. Umumnya, vitamin E banyak ditemukan dalam minyak nabati, kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran.
Jamur Reishi untuk daya tahan tubuh yang kuat
Monnerat dan timnya pada tahun 2020 mengungkapkan bahwa mikronutrien dan senyawa bioaktif memengaruhi fungsi imunologi dalam mencegah infeksi, termasuk virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Dalam buku yang berjudul The Rebel’s Apothecary, semua jamur obat, termasuk jamur Reishi, telah terbukti secara ilmiah memiliki efek imunomodulasi yang kuat.
Artinya, jamur Reishi mampu menstimulasi sel imun ketika ada sesuatu yang harus dilawan dan menstabilkan aktivitasnya ketika bekerja terlalu aktif.
Cara kerja jamur Reishi untuk sistem imun
Suatu percobaan pada mencit tahun 2009 menunjukkan ekstrak jamur Reishi yang kaya polisakarida mendorong proliferasi splenosit, aktivitas makrofag, dan sel NK, sehingga terjadi peningkatan IL-6 dan IFN-γ.
Lebih lanjut, ekstrak komersial jamur Reishi mungkin tidak dapat menstimulasi proliferasi limfosit. Namun, ekstraknya ini mampu mengaktifkan ekspresi gen yang berperan dalam respons imunologis, seperti IL-1β, IL-6, IL-2, IL-10,dan TNF-α.
Sebelumnya, hal ini juga telah diteliti oleh Chen et al. (2004) bahwa fraksi polisakarida (F3) terbukti meningkatkan imunitas adaptif dan bawaan dengan memicu produksi sitokin IL-1, IL-6, IL-12, IFN-γ, TNF-α, dan faktor stimulasi koloni (CSF) dari tikus splenosit.
Polisakarida ini juga ditemukan sangat menekan proliferasi sel tumor secara in vivo sekaligus meningkatkan respons imun inang.

Inilah 5 macam vitamin daya tahan tubuh yang penting Anda penuhi asupannya melalui makanan maupun tambahan dari suplemen sesuai dengan anjuran dokter.
Namun, perlu diingat bahwa sistem imunitas tubuh sangatlah kompleks. Ada berbagai faktor yang terlibat untuk menjaga fungsi kekebalan tubuh berjalan dengan baik. Menambahkan asupan nutirisi dari suplemen jamur Reishi juga dapat menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh Anda dari serangan penyakit infeksi.
“Jangan lupa, selalu patuhi protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menhindari kerumunan, serta membatasi mobilitas dan interaksi) untuk mencegah dan memutus rantai penularan COVID-19, ya!” – Review Reishi Indonesia
Photo created by senivpetro – www.freepik.com
Baca Juga:
Rahasia Jamur Reishi Bisa Tingkatkan Imunitas Tubuh (Immune Booster)
Manfaat Jamur Lingzhi untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh di Masa Pandemi COVID-19