Kekurangan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan Anda mengalami dehidrasi, dan ini berisiko terhadap kesehatan Anda. Seperti apa dampak dan cara mengatasi kekurangan cairan saat puasa? Yuk, cari tahu di sini lebih lanjut!
Dampak dehidrasi terhadap kesehatan
Memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting untuk hidup sehat, karena dehidrasi dan kelebihan cairan berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas.
Dalam studi literatur yang dilakukan oleh El-Sharkawy et al. (2015) mengungkapkan bahwa dehidrasi telah dikaitkan dengan gangguan ginjal, pencernaan, peredaran darah, dan neurologis (saraf).
Sementara itu, kelebihan cairan telah dikaitkan dengan gangguan kardiopulmoner, hiponatremia, edema, disfungsi gastrointestinal, dan komplikasi pasca operasi. Inilah mengapa pentingnya memenuhi kebutuhan cairan setiap hari.
Beberapa gangguan ginjal yang dapat terjadi saat dehidrasi adalah:
- Infeksi saluran kemih (ISK).
- Batu ginjal.
- Gagal ginjal kronis.
- Kanker kandung kemih.
Beberapa masalah pencernaan yang dapat terjadi saat dehidrasi adalah:
- Konstipasi atau sembelit.
- Kanker kolorektal.
- Batu empedu.
Beberapa gangguan peredaran darah yang dapat terjadi saat dehidrasi adalah:
- Trombosis vena dalam.
- Stroke infark.
- Penyakit jantung koroner.
- Hipotensi ortostatik.
Gangguan saraf yang dapat terjadi saat dehidrasi adalah:
- Delirium (kebingungan atau kurangnya kesadaran).
- Sakit kepala.
Beberapa gangguan metabolik akibat dehidrasi, yaitu:
Dehdirasi yang terjadi pada ibu hamil dan menyusui dapat menyebabkan:
- Oligohidramnion, yaitu jumlah cairan ketuban terlalu sedikit.
- Diduga memicu persalinan prematur.
- Diduga memengaruhi kuantitas dan kualitas ASI.
Tanda dan gejala tubuh kekurangan cairan
Melansir dari MSD Manual, dehidrasi akan merangsang pusat haus di otak Anda, sehingga menyebabkan Anda haus. Inilah motivator kuat untuk Anda minum lebih banyak cairan. Jika asupan air tidak mengimbangi kehilangan air di dalam tubuh, maka dehidrasi menjadi lebih parah.
Anda mungkin kurang berkeringat dan urin yang dikeluarkan lebih sedikit. Air akan bergerak dari dalam sel ke aliran darah untuk menjaga jumlah darah yang diperlukan (volume darah) dan tekanan darah. Jika dehidrasi berlanjut, maka jaringan tubuh Anda mulai mengering dan sel-sel mulai mengerut hingga tidak berfungsi.
Tanda dan gejala dehidrasi tingkat ringan sampai sedang, meliputi:
- Haus.
- Keringat berkurang.
- Elastisitas kulit menurun.
- Produksi urin berkurang.
- Mulut kering.
- Kelelahan.
Jika dehidrasi sudah parah, tekanan darah Anda bisa turun, sehingga menyebabkan pusing atau pingsan, terutama ketika Anda berdiri (hipotensi ortostatik). Jika dehidrasi semakin berlanjut, dapat terjadi syok dan kerusakan parah pada organ dalam Anda, seperti ginjal, hati, otak, dan lainnya.
Perlu diingat bahwa sel-sel otak sangat rentan terhadap tingkat dehidrasi yang lebih parah. Inilah mengapa kebingungan adalah salah satu indikator penting yang menandakan bahwa Anda mengalami dehidrasi berat.
Berapa kebutuhan cairan dalam sehari?
Sebelum Anda memutuskan untuk minum lebih banyak air, Anda harus memahami kebutuhan cairan tubuh Anda. Umumnya, rekomendasi asupan air harian adalah 64 ons (1.920 mL) atau setara dengan 8 cangkir. Namun, jumlah ini sebenarnya tidak berdasarkan sains.
National Academy of Medicine (NAM) merekomendasikan asupan cairan bagi pria sebanyak 125 ons (3.700 mL) dan bagi wanita sekitar 90 ons (2.700 mL) setiap hari. Cairan ini sudah termasuk dari air, minuman lain, dan makanan.
Meski begitu, NAM juga menyadari bahwa tidak ideal membuat rekomendasi asupan cairan secara luas, karena pada dasarnya kebutuhan cairan individu bergantung pada tingkat aktivitas, lingkungan, kondisi kesehatan, dan faktor lainnya.
Sebagian besar, minum air untuk memuaskan dahaga Anda dapat memastikan Anda memenuhi kebutuhan cairan setiap hari. Namun, kebutuhan cairan Anda mungkin bisa lebih banyak ketika melakukan olahraga secara teratur, hamil atau menyusui, sering makan yang asin-asin dan minum kopi atau teh, bekerja di luar, atau tinggal di iklim yang panas.
Cara mengatasi kekurangan cairan saat puasa
Dalam kondisi normal, Anda bisa minum air dengan cukup sesuai dengan kebutuhan cairan Anda. Upayakan untuk tidak menunggu sinyal “haus” baru Anda akan minum, karena haus adalah tanda utama bahwa tubuh mulai dehidrasi.
Jika Anda berada di luar ruangan dalam cuaca panas hampir setiap hari atau beraktivitas berat, pastikan Anda menambah asupan cairan harian Anda.
Memenuhi kebutuhan cairan saat puasa juga sama pentingnya dengan hari-hari yang lain. Meski Anda tidak minum selama berjam-jam, dari pagi hingga petang, Anda tetap harus minum air yang cukup ketika malam hari.
Kementerian Kesehatan RI membantu Anda agar setidaknya minum 8 gelas air setiap hari selama Ramadan, dengan cara:
- Sebelum tidur: 1 gelas.
- Setelah bangun (sebelum makan sahur): 1 gelas.
- Selepas sahur: 1 gelas.
- Saat berbuka puasa: 1 gelas.
- Setelah sholat magrib: 1 gelas.
- Selesai makan malam: 1 gelas.
- Setelah sholat isya: 1 gelas.
- Setelah sholat tarawih: 1 gelas.
Semoga dengan menjalani tips di atas, Anda tidak mengalami kekurangan cairan lagi selama Ramadan. Semangat menunaikan ibadah puasa, ya!
Cover photo by drobotdean – www.freepik.com
Baca Juga:
10 Cara Menghilangkan Stres, Ini Jauh Lebih Menyehatkan!
10 Tips Menjaga Tubuh Tetap Fit Saat Puasa